Kenapa Alloh Tidak Langsung Mengazab Kita?

Diposting oleh Unknown on Minggu, 14 Juni 2015

Pernahkah kita berfikir, seberapa sering kita berbuat baik? dan seberapa seringkah kita berbuat zalim? entah zalim kepada diri sendiri ataupun zalim kepada orang lain. Omongan yang menyakitkan, perilaku yang merugikan dan semua itu mungkin dan pasti pernah dilakukan. seberapa sering? 1x? 2x? 3x? bahkan begitu banyaknya hingga tidak terhitung. Ingatkah saat kita kecil seringkali berbuat salah dan orang tua menegur. 1x berbuat salah, orang tua menegur, 2x berbuat salah orang tua masih sabar untuk menegur, 3x mungkin sudah mulai amarah orang tua kita terlihat, bagaimana jika 4, 5, 6, 7x dan bahkan berkali - kali. Terkadang orang tua sering meninggikan suaranya dan bahkan memukul anaknya karena sering kali berbuat salah dan sulit untuk diluruskan. Dan bagaimana jika posisinya, kita yang berbuat salah, bermaksiat kepada yang memberi kita hidup, melanggar perintah Alloh Subhanahu wa ta'ala? apakah kita sudah benar - benar mendapatkan teguran atau pukulan? Kenapa Alloh tidak langsung mengazab kita?
Ya, karena bahkan begitu sayangnya Alloh Subhanahu wa ta'ala sampai - sampai teguran itu tidak masuk ke hati kita karena begitu halusnya teguran yang Alloh berikan kepada kita. Allohu rahman, Allohu rahiim. Alloh yang penuh kasih dan sayang yang senantiasa menunggu kita untuk bertaubat kepadanya, untuk kembali ke jalan-Nya yang lurus. Alloh menunggu engkau sampai bersujud menangis dihadapan-Nya dan Menyesali dosa - dosa yang telah kita perbuat. Maka tunggu apalagi? bertaubatlah kepada Alloh, semoga Alloh mengampuni dosa - dosa kita dan memasukkan kita ke dalam surga-Nya. Aamiin
Allah سبحانه و تعالى Berfirman : "Katakanlah, "Hai hamba-hamba- Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong" (QS. Az-Zumar 53-54).

Video renungan :
Sumber Video : via Youtube (channel Lampu Islam)
More aboutKenapa Alloh Tidak Langsung Mengazab Kita?
------------------------------------------------------------------------------------

5 Alasan Tidak Memutuskan untuk Pacaran

Diposting oleh Unknown on Sabtu, 13 Juni 2015

PACARAN itu kata yang sudah terbiasa terdengar diberbagai kalangan bahkan anak SD pun sekarang sudah mengenalnya. Berbeda dengan ane yang dulu masih suka main grobak sodor bro waktu SD, nda mikir gituan. Hehehe....
Ane akan bahas tentang PACARAN. Widiiih.... ehemmm. Ane juga bingung dari mana istilah ‘pacaran’ itu, tapi esensi dari sebuah pacaran adalah menjalin hubungan antara lawan jenis dengan dalih saling cinta, intinya yaitu ‘menjalin’. Menjalin disini juga nda jelas, apakah coba – coba, main – main, atau mencoba untuk komitmen, atau coba bermain – main dengan komitmen. Hloh... hehehe.... Ada yang bilang juga untuk latihan. Ane juga nda tau apa yang bakalan dilatih. Hehehe... oh iya, sebelumnya ane menulis ini tidak bermaksud menyudutkan salah satu pihak, ane hanya berusaha menuliskan dari apa yang ane lihat, pelajari dan bisa diterima secara rasional.
Pertama, Pacaran salah satu penyebab terjadinya sex bebas.
Ane TIDAK bilang “semua yang pacaran berarti melakukan sex bebas”, tapi ini adalah salah satu, pintu, gerbang, jalan untuk mengarah ke hal tersebut. Tapi fakta berbicara demikian bro, jika butuh data statistik hubungan di luar nikah ente bisa cari sendiri diberbagai sumber bisa di internet ataupun yang lainnya. Karena ane mendengar dan melihat langsung bagaimana gaya pacaran anak SD, SMP aja udah ngeriii bro... hehehe... ini bukan rahasia umum lagi. Di media seolah – olah berita seperti ini sudah terbiasa terdengar di zaman sekarang ini.
Kedua, Pacaran bukanlah ajang untuk mendewasakan diri.
Katanya pacaran sih untuk melatih kedewasaan. Tapi nyatanya terbalik, setiap ada masalah saling menyalahkan, mereka sama sekali tidak bisa mendapatkan hal ini dari pacaran, malah yang ada melatih egoisme. Yang satu maunya diperhatiin terus, yang satunya mau ga mau ngalaaaah terus, udah lama pacaran masih dibilang nda peka, kan bisa stroke lama – lama. Hahaha... palingan saling perhatian pas baru – baru aja, kalo udah lama juga keliatan koq. Hehehe... kalopun ada masalah mereka lebih banyak ngambek dan keras kepala tanpa mau mengambil keputusan yang bijak untuk kemaslahatan bersama.
Ketiga, Pacaran tidak ada kata serius.
Mungkin awal – awal pacaran akan banyak dihiasi puisi – puisi indah (Sok puitis deh), kata – kata mesra, saling meyakinkan satu sama lain. “Beb, kamu itu wanita paling cantik yang aku temuin, aku beruntung banget loh dapet kamu, ibarat mangga kamu itu mangga aromanis yang matengnya itu pas”, si ceweknya jawab “Masa sih yang (peyang...hehehe)....? kalo aku mangga kamu apa dong yang?” (palingan tuh cowok cuma jadi codotnya... ati – ati...hahaha), terus sih cewek juga bilang “aku juga beruntung banget dapet kamu udah ganteng, baik, perhatian, pokoknya aku pingin kamu jadi yang terakhir buat akuh”... preettttt.... itu kan awal – awal pacaran, kalo udah dipertengahan sudah mulai berbeda, yang akan mereka lihat adalah sisi kekurangannya, berbeda dengan awal pacaran. Akan ditemui situasi dimana sedikit – sedikit akhirnya jadi masalah, dan seandainya sudah merasa bosan dan jenuh gampang aja dipikiran mereka yaitu cari yang lain masih banyak. Makanya pacaran mengajarkan ketidak konsistenan dan lebih cenderung tidak memiliki prinsip.
Keempat, Pacaran ajang untuk ‘mecicipi’
Judulnya agak gimana gitu ya, hehehe.... maksudnya gini, ada yang bilang “Aku pacaran nda ngapa – ngapain koq palingan cuma pegangan tangan”. Palingan cuma pegangan tangan, pegangan tangan juga nyoba kali. Jalan – jalan berdua, terus ngomong mesra. Kalo sreg dihati nanti lanjut terus kalo ternyata nda cocok ya udah “loe gue end”.
Kelima, “saya pacaran juga niatnya buat nikah”
Pacaran mau buat main – main, nyoba – nyoba ataupun kearah yang serius seperti pernikahan tetep dalam islam tidak ada istilah pacaran. Karena gini, melihat dari sisi kemanfaatan dan kerugiannya, akan lebih banyak ruginya. Contoh sederhana gini, saat sudah pacaran lama dengan seseorang kemudian ternyata kita menikah dengan orang lain yang terjadi kita rugi waktu yaitu menghabiskan waktu bersama orang yang bukanlah menjadi pendamping hidup kita. Atau misal malah dianya yang menikah dengan orang lain kitanya juga yang rugi, cuma kenyang makan harapan.hehehe... Eh tapi emang bener pacaran buat latihan, buat terlatih patah hati. Ciiiiaatt... Hahaha... tapi nda gitu juga caranya kali, akan banyak cara yang lebih berkualitas untuk menjadikan hati kita terlatih bersabar dengan kebaikan menjadikan kita sebagai pribadi yang lebih kuat dan dewasa bukan terlatih bersabar karena ga ada lagi pilihan, ditinggal mantan, akhirnya pusing tak karuan, move on butuh tahunan. Hahaha... Bukannya jadi pribadi yang kuat tapi sebenarnya pasrah dengan keadaan jadi keliatannya sok kuat. Banyak kerugian lainnya yang tidak bisa dijabarkan satu per satu.
Terus, Solusinya apa dong?
Solusinya adalah temui langsung orang tuanya, terus minta SIP (Surat Izin Pernikahan... hahaha). Jangan disalahpahami arti, karena pernikahan tidak sekonyol itu. Tetap harus ada prosedur yang berlaku. Tidak ujug – ujug baru ketemu bilang “mau ga jadi pendamping hidupku?”... sana juga mikir “siapa elo?!” hehehe.... tetap ada proses pendekatan dalam jangka waktu yang mungkin tidak begitu lama (ditentukan) untuk saling berbagi, saling mengerti, dan saling mendalami satu sama lain apakah dari kepribadian atau faktor lainnya cocok atau tidak cocok, sreg atau tidak melalui pihak ketiga bisa via ortu atau memang orang yang dipercaya (yang mengenalkan). Proses ini dinamakan ta’aruf. Tujuannya satu dan jelas, yaitu melangkah kedepan, menuju pelaminan, dan membangun kebahagiaan. Cieee.... tapi memang dari kedua belah pihak sudah memahami betul masalah seperti ini, tidak mengapa jika salah satu tidak begitu paham tapi harus diberi penjelasan agar tidak terjadi misscommunication. Ada yang bilang “ta’aruf seperti membeli kucing dalam karung”, itu tidaklah benar karena tetap ada prosedur tidak asal comot aja, disinilah islam meletakkan wanita dengan kemuliaan, bukan untuk ajang coba – coba tapi jelas kedepannya, tidak ada janji semu ataupun terlalu lama menunggu apalagi harapan palsu. Disini wanita diibaratkan seperti mutiara yang tersimpan baik karena bukanlah orang sembarangan yang mampu membelinya, mutiara yang cantik nan indah dibentuk dari proses yang lama dan tidaklah mudah maka dari itu pantaslah harga mutiara sangat mahal. Ini sangatlah berbeda dengan pacaran. Orang pacaran bisa dikatakan mencintai seseorang karena pandangan awal, hubungan mereka dimulai dari rasa cinta diawal artinya mudah sekali bagi mereka untuk mencintai dan ini akan menjadi sesuatu yang biasa bagi yang pacaran untuk mengumbar cinta mereka. Disaat mereka jenuh dengan pasangannya bisa jadi mereka mudah melabuhkan hatinya ke cinta yang lain.... hehehe.... pas lagi nda jenuh aja gampang. Wkwkwk...
Berbeda dengan ta’aruf terkadang memang ada yang dipertemukan dalam keadaan saling mencintai tapi mereka memilih untuk kehalalan cinta yaitu menikah tapi banyak dari mereka yang harus membangun cintanya sembari membangun rumah tangganya dari nol. Artinya mereka belajar saling mencintai dari yang awalnya belum cinta, mereka belajar bersabar dengan kekurangan orang yang sedang diperjuangkan untuk dicintai, dan mereka belajar menerima orang yang sedang ia usahakan untuk dicintai. Bisa disimpulkan cinta mereka tidaklah dibangun secara instan sehingga sulit bagi mereka menjatuhkan hati ke yang lain setelah bertahun – tahun lamanya ia membangun cinta, karena mereka menyadari dan mengerti betapa sulitnya mencintai.
Semoga bermanfaat. hihiihiii
More about5 Alasan Tidak Memutuskan untuk Pacaran
------------------------------------------------------------------------------------

Betapa Beruntungnya Bertemu Bulan Ramadhan

Diposting oleh Unknown on Senin, 08 Juni 2015

Kenapa begitu beruntung orang - orang yang masih bisa berjumpa dengan bulan ramadhan?
Mari kita simak ada beberapa hal kenapa kita termasuk orang - orang beruntung jika bertemu dengan bulan ramadhan.

1. Faktanya banyak manusia yang tidak ketemu lagi dengannya. Bisa jadi ramadhan besok ini adalah ramadhan terakhir bagi kita. 
2. Ramadhan bulan dengan penuh barokah (Bulan dimana manusia dengan mudahnya melakukan amal sholeh). Dan diantara keberkahan di bulan ramadhan adalah sebagai berikut :
- Doa - doa mustajab.
 
عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « إِنَّ لِلصَّائِمِ عِنْدَ فِطْرِهِ لَدَعْوَةً مَا تُرَدُّ »
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya do’a orang yang berpuasa ketika berbuka tidaklah tertolak.” (HR. Ibnu Majah no. 1753. Dalam sanadnya terdapat Ishaq bin ‘Ubaidillah. Ibnu Hibban memasukkan perowi ini dalam perowi tsiqoh. Perowi lainnya sesuai syarat Bukhari).

- Ada malam yang lebih baik dari 1000 bulan.

Lailatul qadar adalah malam yang penuh keberkahan. Allah berfirman dalam surat Al Qadr yang berbunyi: “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan.” (QS. Al Qadar: 1). Kemuliaan yang dimaksud disebutkan dalam ayat selanjutnya, “Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al Qadar: 3-5). Sebagaimana Abu Hurairah mengatakan, malaikat akan turun pada malam lailatul qadar dengan jumlah tak terhingga. Malaikat akan turun membawa kebaikan dan keberkahan sampai terbitnya waktu fajar.

Lailatul Qadar itu terjadi pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan, sebagaimana sabda Rasulallah, “Carilah lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

3. Alloh membuka “bazar” ampunan-Nya seluas-luasnya.

«مَنْ صَامَ رَمَضَانَ، إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ»
Barangsiapa melakukan puasa Ramadhan karena keimanan dan mengharapkan pahala di sisi Allah, niscaya dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni. (HR. Bukhari no. 38 dan Muslim no. 760)

«مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ»
Barangsiapa melakukan shalat malam Ramadhan (tarawih dan witir) karena keimanan dan mengharapkan pahala di sisi Allah, niscaya dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni. (HR. Bukhari no. 37 dan Muslim no. 759)


More aboutBetapa Beruntungnya Bertemu Bulan Ramadhan
------------------------------------------------------------------------------------
 

Blog Followers