5 Alasan Tidak Memutuskan untuk Pacaran

Diposting oleh Unknown on Sabtu, 13 Juni 2015

PACARAN itu kata yang sudah terbiasa terdengar diberbagai kalangan bahkan anak SD pun sekarang sudah mengenalnya. Berbeda dengan ane yang dulu masih suka main grobak sodor bro waktu SD, nda mikir gituan. Hehehe....
Ane akan bahas tentang PACARAN. Widiiih.... ehemmm. Ane juga bingung dari mana istilah ‘pacaran’ itu, tapi esensi dari sebuah pacaran adalah menjalin hubungan antara lawan jenis dengan dalih saling cinta, intinya yaitu ‘menjalin’. Menjalin disini juga nda jelas, apakah coba – coba, main – main, atau mencoba untuk komitmen, atau coba bermain – main dengan komitmen. Hloh... hehehe.... Ada yang bilang juga untuk latihan. Ane juga nda tau apa yang bakalan dilatih. Hehehe... oh iya, sebelumnya ane menulis ini tidak bermaksud menyudutkan salah satu pihak, ane hanya berusaha menuliskan dari apa yang ane lihat, pelajari dan bisa diterima secara rasional.
Pertama, Pacaran salah satu penyebab terjadinya sex bebas.
Ane TIDAK bilang “semua yang pacaran berarti melakukan sex bebas”, tapi ini adalah salah satu, pintu, gerbang, jalan untuk mengarah ke hal tersebut. Tapi fakta berbicara demikian bro, jika butuh data statistik hubungan di luar nikah ente bisa cari sendiri diberbagai sumber bisa di internet ataupun yang lainnya. Karena ane mendengar dan melihat langsung bagaimana gaya pacaran anak SD, SMP aja udah ngeriii bro... hehehe... ini bukan rahasia umum lagi. Di media seolah – olah berita seperti ini sudah terbiasa terdengar di zaman sekarang ini.
Kedua, Pacaran bukanlah ajang untuk mendewasakan diri.
Katanya pacaran sih untuk melatih kedewasaan. Tapi nyatanya terbalik, setiap ada masalah saling menyalahkan, mereka sama sekali tidak bisa mendapatkan hal ini dari pacaran, malah yang ada melatih egoisme. Yang satu maunya diperhatiin terus, yang satunya mau ga mau ngalaaaah terus, udah lama pacaran masih dibilang nda peka, kan bisa stroke lama – lama. Hahaha... palingan saling perhatian pas baru – baru aja, kalo udah lama juga keliatan koq. Hehehe... kalopun ada masalah mereka lebih banyak ngambek dan keras kepala tanpa mau mengambil keputusan yang bijak untuk kemaslahatan bersama.
Ketiga, Pacaran tidak ada kata serius.
Mungkin awal – awal pacaran akan banyak dihiasi puisi – puisi indah (Sok puitis deh), kata – kata mesra, saling meyakinkan satu sama lain. “Beb, kamu itu wanita paling cantik yang aku temuin, aku beruntung banget loh dapet kamu, ibarat mangga kamu itu mangga aromanis yang matengnya itu pas”, si ceweknya jawab “Masa sih yang (peyang...hehehe)....? kalo aku mangga kamu apa dong yang?” (palingan tuh cowok cuma jadi codotnya... ati – ati...hahaha), terus sih cewek juga bilang “aku juga beruntung banget dapet kamu udah ganteng, baik, perhatian, pokoknya aku pingin kamu jadi yang terakhir buat akuh”... preettttt.... itu kan awal – awal pacaran, kalo udah dipertengahan sudah mulai berbeda, yang akan mereka lihat adalah sisi kekurangannya, berbeda dengan awal pacaran. Akan ditemui situasi dimana sedikit – sedikit akhirnya jadi masalah, dan seandainya sudah merasa bosan dan jenuh gampang aja dipikiran mereka yaitu cari yang lain masih banyak. Makanya pacaran mengajarkan ketidak konsistenan dan lebih cenderung tidak memiliki prinsip.
Keempat, Pacaran ajang untuk ‘mecicipi’
Judulnya agak gimana gitu ya, hehehe.... maksudnya gini, ada yang bilang “Aku pacaran nda ngapa – ngapain koq palingan cuma pegangan tangan”. Palingan cuma pegangan tangan, pegangan tangan juga nyoba kali. Jalan – jalan berdua, terus ngomong mesra. Kalo sreg dihati nanti lanjut terus kalo ternyata nda cocok ya udah “loe gue end”.
Kelima, “saya pacaran juga niatnya buat nikah”
Pacaran mau buat main – main, nyoba – nyoba ataupun kearah yang serius seperti pernikahan tetep dalam islam tidak ada istilah pacaran. Karena gini, melihat dari sisi kemanfaatan dan kerugiannya, akan lebih banyak ruginya. Contoh sederhana gini, saat sudah pacaran lama dengan seseorang kemudian ternyata kita menikah dengan orang lain yang terjadi kita rugi waktu yaitu menghabiskan waktu bersama orang yang bukanlah menjadi pendamping hidup kita. Atau misal malah dianya yang menikah dengan orang lain kitanya juga yang rugi, cuma kenyang makan harapan.hehehe... Eh tapi emang bener pacaran buat latihan, buat terlatih patah hati. Ciiiiaatt... Hahaha... tapi nda gitu juga caranya kali, akan banyak cara yang lebih berkualitas untuk menjadikan hati kita terlatih bersabar dengan kebaikan menjadikan kita sebagai pribadi yang lebih kuat dan dewasa bukan terlatih bersabar karena ga ada lagi pilihan, ditinggal mantan, akhirnya pusing tak karuan, move on butuh tahunan. Hahaha... Bukannya jadi pribadi yang kuat tapi sebenarnya pasrah dengan keadaan jadi keliatannya sok kuat. Banyak kerugian lainnya yang tidak bisa dijabarkan satu per satu.
Terus, Solusinya apa dong?
Solusinya adalah temui langsung orang tuanya, terus minta SIP (Surat Izin Pernikahan... hahaha). Jangan disalahpahami arti, karena pernikahan tidak sekonyol itu. Tetap harus ada prosedur yang berlaku. Tidak ujug – ujug baru ketemu bilang “mau ga jadi pendamping hidupku?”... sana juga mikir “siapa elo?!” hehehe.... tetap ada proses pendekatan dalam jangka waktu yang mungkin tidak begitu lama (ditentukan) untuk saling berbagi, saling mengerti, dan saling mendalami satu sama lain apakah dari kepribadian atau faktor lainnya cocok atau tidak cocok, sreg atau tidak melalui pihak ketiga bisa via ortu atau memang orang yang dipercaya (yang mengenalkan). Proses ini dinamakan ta’aruf. Tujuannya satu dan jelas, yaitu melangkah kedepan, menuju pelaminan, dan membangun kebahagiaan. Cieee.... tapi memang dari kedua belah pihak sudah memahami betul masalah seperti ini, tidak mengapa jika salah satu tidak begitu paham tapi harus diberi penjelasan agar tidak terjadi misscommunication. Ada yang bilang “ta’aruf seperti membeli kucing dalam karung”, itu tidaklah benar karena tetap ada prosedur tidak asal comot aja, disinilah islam meletakkan wanita dengan kemuliaan, bukan untuk ajang coba – coba tapi jelas kedepannya, tidak ada janji semu ataupun terlalu lama menunggu apalagi harapan palsu. Disini wanita diibaratkan seperti mutiara yang tersimpan baik karena bukanlah orang sembarangan yang mampu membelinya, mutiara yang cantik nan indah dibentuk dari proses yang lama dan tidaklah mudah maka dari itu pantaslah harga mutiara sangat mahal. Ini sangatlah berbeda dengan pacaran. Orang pacaran bisa dikatakan mencintai seseorang karena pandangan awal, hubungan mereka dimulai dari rasa cinta diawal artinya mudah sekali bagi mereka untuk mencintai dan ini akan menjadi sesuatu yang biasa bagi yang pacaran untuk mengumbar cinta mereka. Disaat mereka jenuh dengan pasangannya bisa jadi mereka mudah melabuhkan hatinya ke cinta yang lain.... hehehe.... pas lagi nda jenuh aja gampang. Wkwkwk...
Berbeda dengan ta’aruf terkadang memang ada yang dipertemukan dalam keadaan saling mencintai tapi mereka memilih untuk kehalalan cinta yaitu menikah tapi banyak dari mereka yang harus membangun cintanya sembari membangun rumah tangganya dari nol. Artinya mereka belajar saling mencintai dari yang awalnya belum cinta, mereka belajar bersabar dengan kekurangan orang yang sedang diperjuangkan untuk dicintai, dan mereka belajar menerima orang yang sedang ia usahakan untuk dicintai. Bisa disimpulkan cinta mereka tidaklah dibangun secara instan sehingga sulit bagi mereka menjatuhkan hati ke yang lain setelah bertahun – tahun lamanya ia membangun cinta, karena mereka menyadari dan mengerti betapa sulitnya mencintai.
Semoga bermanfaat. hihiihiii

------------------------------------------------------------------------------------

{ 2 komentar... read them below or add one }

obat perangsang wanita mengatakan...

setuju bang, pacaran hanya akan menjadi terbukanya kesempatan melakukan zina

Anonim mengatakan...

Lucky Club Casino Site - LuckyClub.live
The Lucky Club casino is a new addition to our list of trusted online casino sites. Our team is fully committed to providing luckyclub players with a Live Casino Games: The LuckyClubBonus: 100% up to $500

Posting Komentar

 

Blog Followers